بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Salam Persaudaraan?
Saudara, kalau sebelumnya saya membahas tentang sahabat pada Tulisan 2, nah sekarang saya ingin membahas tentang SAUDARA.
Saudara memiliki banyak arti, dalam Bahasa Indonesia saudara bisa diartikan sebagai orang yang seibu atau seayah, memiliki hubungan sedarah, ataupun segolongan.
Tentu setiap orang memiliki pendapat berbeda dalam pengartian saudara.
Dalam benak saya, saudara adalah seseorang yang memiliki hubungan erat yang tumbuh dari hati yang tulus, ikhlas, dan bersih, memiliki suatu ikatan batin dan tidak dapat diputuskan.
Yaa kalau dihubung-hubungkan kita semua adalah saudara, namun saya heran dengan persaudaraan ini. Persaudaraan penuh dengan pertumpahan darah. Sebuah cerita dari putra-putra Nabi Adam a.s. contohnya. Dijaman yang serba modern ini bahkan lebih parah dan konyol lagi. Setiap hari menonton berita di televisi selalu ada saja kasus kriminal dan kekerasan yang terjadi.
Apa penyebabnya? Hilangnya akal sehat para manusia saat melakukan hal keji itu.
Mengapa kehilangan akal sehat? Kurangnya iman dan pendidikan Agama/Religi yang baik dan benar.
Seberapa besar prosentase siswa/murid yang mengamalkan Pendidikan Agama Islam di sekolah pada era serba modern ini? Maaf saya tidak menyurvei hahaha.. Bila ingin tau silakan perhatikan akhlak saudara di lingkungan sekitar kita. Waduuuuh malah syiar.. padahal kan bahasannya tentang saudara wkwkwk.... Faktor kehabisan bahan untuk ditulis sebagai penulis amatir...
Kembali ke bahasan saya tentang saudara, saya memiliki dua saudara kandung. Pertama adalah kakak saya perempuan bernama Rita Silvia, dan yang kedua adalah kaka laki-laki saya Andri Wibowo. Saya begitu bangga dengan mereka, memiliki kelebihan masing-masing.
Mbak Rita, terlahir dalam keadaan prematur pada tahun 1985. Pada saat itu karena keadaan ekonomi dan lingkungan pedesaan kakakku lahir dengan bantuan "dukun bayi". Namun suatu ketika saat bapak dan almarhumah nenek saya hendak membawa kakak saya yang tengah berusia dua tahun dalam keadaan sakit ke dokter, kecelakaan terjadi. Bapak dan nenek baik-baik saja, hanya lecet-lecet biasa. Tapi Mbak Rita sangat parah, kepalanya terbentur batu hingga akhirnya dia menderita tuna grahita. Hingga sekarang Mbak saya berusia 30 tahun, dia selalu semangat, sehat, dan kuat. Namun bapak selalu berusaha menyekolahkan Mbak Rita, Sekolah Dasar umum menolak, akhirnya Sekolah Luar Biasa di Jalan Trunojoyo, Ngawi tujuan bapak. Hingga Mbak Rita lulus SMALB. Masalah matematika dan hitung-menghitung dasar saja sangat sulit baginya. Namun dibalik kekurangan itu, tentu Allaah Yang Maha Adil memberi kelebihan. Dari pagi Mbak Rita melakukan pekerjaan rumah tangga membantu ibu, siang istirahat, sore kembali bekerja, malam bersantai dengan keluarga. Rutinitas yang sangat membosankan ya? Saya sering merasa malu dengan kesempurnaan yang diberikan Allaah SWT. Dari mencuci piring, menyapu rumah pagi hari, membersihkan kamar mandi dan toilet, mencuci pakaian, membantu pekerjaan bapak sebagai penjahit, menyapu halaman sore hari, mencuci pakaian sore hari, Sholat berjamaah di Mushola Al-Ikhlas tepat dibelakang rumah, memijit bapak, mengasuh (momong) keponakan. Sedangkan saya? Hanya bisa membantu mencuci pakaian saja. Hanya satu keinginan saya untuk mbak saya, "membahagiakan Mbak Rita".
Kakak kedua saya, yang sangat saya banggakan juga, Mas Andri Wibowo. Saya sampai bingung harus menceritakan apa tentang Mas Andri. Dia sosok yang luar biasa. Kelahiran 1987. Seseorang yang pandai, cerdas, pintar, beruntung, tampan, baik hati. Inilah alasan Allaah menciptakan Mbak Rita dengan kelemahannya, karena Allaah Maha Adil, Mas Andri yang luar biasalah penyeimbang kebahagiaan keluarga kami. Sekarang Mas Andri telah berkeluarga, dengan istrinya Mbak Azzahra dan putranya Mayka Gibran Al-Qudsi yang lahir 2 Mei 2015 tepat Hari Pendidikan Nasional. Mas Andri sangat bahagia sekali, tentu keluargaku semua turut bahagia atas itu. Mas Andri sekarang seorang Guru Sekolah Dasar di Boyolali, rumahnya di Boyolali pula bersama keluarga barunya.
Keluarga Besar
Mbak Rita dan Adinda (putri pertama dari saudara sepupu)
Mas Andri dan Mbak Azzahra
Inilah kisah saudara kandungku, saudaraku bukan hanya saudara kandung ini saja. Banyak oranglain tanpa hubungan darah telah menjadi saudaraku.
Sudahkah sampean bersyukur atas pemberian Allaah SWT?
Sudahkah anda membuktikan bahwa Allaah SWT maha adil?
Saudara kandungku, dan saudaraku semua, jagalah persaudaraan ini.
"Ciptakan kasih sayang yang ikhlas sebagai dasar Tali Persaudaraan." - Tri Yuda Bp
Matursembahnuwun sampun mampir :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar