Setelah kepindahanku ke kontrakan baru bersama Mas Bima dan Adib, semua hal baru dan bermanfaat banyak kupetik disini. Aku belajar hidup lebih sederhana, kebersamaan, cinta dengan keluarga baru, belajar tentang segala aktivitas bersama mereka. Menurutku itu sangat luar biasa bagiku, dan aku tak akan lupa dengan itu semua.
Di kontrakan kami masak bersama, makan bersama, bermain bersama, dan aktivitas lain pun kami lakukan bersama. Hingga bahkan mereka tidak lupa dengan hari ulang tahunku, yaa 12 Maret 2016.
Hari itu aku berada di Ngawi, tanggal 13 aku berangkat ke Solo. Pada sore hari Mas Bima dan Adib pergi pamit berenang, aku sedang lelah jadi tidak ikut. Tiba-tiba HP ku berdering, Adib meneleponku. Adib berkata, "Ye, tolong ambilin kabeldata di kamarku, antarkan ke kampus sekarang, renangnya gak jadi, ini mau ain keroncong." Setelah bercakap-cakap pergilah aku ke kampus dengan santai membawa titipan Adib. Setibanya aku di kampus, ngobrol-ngobrol sebentar dengan Adib dan Mas Yulis (teman kami, semester 6 saat itu), sedangkan mas Bima sedang telepon dengan orang yang tidak ku ketahui. Tiba-tiba dari belakang aku dibekap oleh Mas Bima dan dibantu Adib, sedangkan Mas Yulis berusaha mengikatku hingga diikatlah aku di sebuah pohon (di depan Markas Besar Himpunan Mahasiswa PGSD FKIP UNS). Setelah aku tak berdaya dikeroyok tiga orang aku diguyur air genangan dijalan menggunakan tong sampah, dilumuri pasir, tepung, dan difoto, disebarkan di sosial media. Kebetulan saat itu temanku Mas Aziz (dari Kebumen) dan Amien (dari Boyolali) sedang ada acara di kampus, akhirnya mereka bergabung ikut mengerjaiku. Luar biasa kenangan dari mereka. Kalian tak akan kulupakan! 13 Maret 2016 sangat mengesankan. Kalian ingat 12 Maretku, maafkan aku tidak ingat apapun tentang hari ulang tahun kalian. Maafkan aku!
Tri Yuda Bekti Pamungkas
Senin, 29 Agustus 2016
Sabtu, 18 Juni 2016
TENTANG AKU YANG SEKARANG
Aku yang sekarang ternyata sudah sangat berbeda dengan yang dulu...
Tinggi badan sudah lumayan lebih tinggi lah daripada dulu, lebih kurang 165 cm.
Berat badan lebih kurang 53 kg.
Terlihat kurus sebenarnya dibanding waktu SMA yang rajin olahraga. Itu semua karena KAMU (dan atau tugas). Kulit terlihat lebih putih yang patut disyukuri. Kecerdasan? Orang kalian lah yang dapat menilai lebih lanjut.
Alhamdulillaah doaku dulu untuk dapat melanjutkan sekolah di perguruan tinggi sudah dikabulkan Allah SWT. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret dengan beasiswa yang insyaallaah hingga lulus. Terimakasih untuk Allah SWT, Rasulullah SAW, orang tuaku, kakak-kakakku, keluargaku, guruku, teman-temanku (Mahfud Adzanu, dll).
Calon Guru SD yang diharapkan. Guru SD yang profesional kalau kata dosen. Semoga amanah disini, betah, sukses dunia dan akhirat, aamiin.
Dua semester sudah kulalui. Adik tingkat segera memenuhi kelas baru. Semoga kalian berkarya. Mari berkarya.
Dua semester ini penuh dengan kenangan, perjuangan, pengorbanan, dan pelajaran hidup yang selalu terbayang-bayang bahwa aku ingin menceritakan ini pada orang-orang khususnya anakku kelak. Tujuannya sekadar agar menjadi motivasi bagi pendengarnya.
Salah satunya adalah tentang jalan hidupku. Ketika masuk PGSD aku berdomisili di suatu tempat yang sangat luar biasa. Pertama aku tidak tahu, hanya aku ingin saja nge-kost disitu karena murah, terlihat ramah, dan dekat warung makan dan kampus tentunya. Berjalan beberapa bulan aku merasa mulai betah. Celana panjang (lebih kurang 10 tahun lalu Rp. 150.000) hilang saat kucuci dan kujemur di lantai dua. Anehnya, dari 5 hanger yang kupasang hanya 1 itu yang hilang. Sedih? Tentu lah! Sulit MOVE ON kurasakan 1 bulan hingga akhirnya aku putuskan pindah tempat tinggal. Kudengar disitu memang dulu digunakan untuk tempat tinggal orang-orang yang suka maksiat. Naudzubillahimindzalik. Ya meskipun sekarang sudah tidak terlihat ada orang mabuk, judi, dan prostitusi.
Pindahlah aku ke sebuah kontrakan yang tidak terlalu jauh dari kost yang lama. Aku ngontrak bersama Mas Bima (asal Sragen semester 6 saat itu) dan Adib (asal Purbalingga semester 2 saat itu). Dari mereka aku belajar banyak sekali arti kehidupan. Terimakasih Mas Bima.. terimakasih Adib..
Tinggi badan sudah lumayan lebih tinggi lah daripada dulu, lebih kurang 165 cm.
Berat badan lebih kurang 53 kg.
Terlihat kurus sebenarnya dibanding waktu SMA yang rajin olahraga. Itu semua karena KAMU (dan atau tugas). Kulit terlihat lebih putih yang patut disyukuri. Kecerdasan? Orang kalian lah yang dapat menilai lebih lanjut.
Alhamdulillaah doaku dulu untuk dapat melanjutkan sekolah di perguruan tinggi sudah dikabulkan Allah SWT. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret dengan beasiswa yang insyaallaah hingga lulus. Terimakasih untuk Allah SWT, Rasulullah SAW, orang tuaku, kakak-kakakku, keluargaku, guruku, teman-temanku (Mahfud Adzanu, dll).
Calon Guru SD yang diharapkan. Guru SD yang profesional kalau kata dosen. Semoga amanah disini, betah, sukses dunia dan akhirat, aamiin.
Dua semester sudah kulalui. Adik tingkat segera memenuhi kelas baru. Semoga kalian berkarya. Mari berkarya.
Dua semester ini penuh dengan kenangan, perjuangan, pengorbanan, dan pelajaran hidup yang selalu terbayang-bayang bahwa aku ingin menceritakan ini pada orang-orang khususnya anakku kelak. Tujuannya sekadar agar menjadi motivasi bagi pendengarnya.
Salah satunya adalah tentang jalan hidupku. Ketika masuk PGSD aku berdomisili di suatu tempat yang sangat luar biasa. Pertama aku tidak tahu, hanya aku ingin saja nge-kost disitu karena murah, terlihat ramah, dan dekat warung makan dan kampus tentunya. Berjalan beberapa bulan aku merasa mulai betah. Celana panjang (lebih kurang 10 tahun lalu Rp. 150.000) hilang saat kucuci dan kujemur di lantai dua. Anehnya, dari 5 hanger yang kupasang hanya 1 itu yang hilang. Sedih? Tentu lah! Sulit MOVE ON kurasakan 1 bulan hingga akhirnya aku putuskan pindah tempat tinggal. Kudengar disitu memang dulu digunakan untuk tempat tinggal orang-orang yang suka maksiat. Naudzubillahimindzalik. Ya meskipun sekarang sudah tidak terlihat ada orang mabuk, judi, dan prostitusi.
Pindahlah aku ke sebuah kontrakan yang tidak terlalu jauh dari kost yang lama. Aku ngontrak bersama Mas Bima (asal Sragen semester 6 saat itu) dan Adib (asal Purbalingga semester 2 saat itu). Dari mereka aku belajar banyak sekali arti kehidupan. Terimakasih Mas Bima.. terimakasih Adib..
Minggu, 21 Juni 2015
(Syi'ar Time) Sekelumit Nasihat untuk Menutup Aurat
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Copy lalu Paste gak apa-apa laaah... sekedar ingin menyampaikan.... hehehe.... :-D
Sekelumit Nasihat untuk Menutup Aurat
Saudariku muslimah yang dimuliakan
Allah…
Sesungguhnya
syaithan dan bala tentaranya senantiasa berusaha untuk menyesatkan hamba-hamba
Allah agar terjerumus ke dalam jurang neraka. Iblis yang merupakan syaithan
dari bangsa jin telah bersumpah dihadapan Allah ‘azza wajalla akan
menyesatkan seluruh manusia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman
mengenai perkataan dan sumpah Iblis tersebut,
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ
لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
“Iblis
menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,”” (Qs. Shaad : 82)
Sumpah
yang telah diucapkan oleh Iblis tersebut, kemudian benar-benar di
realisasikannya. Maka iblis pun dengan segenap kesungguhannya dan juga bala
tentaranya berusaha untuk menyesatkan umat manusia, khususnya umat Islam dari
jalan kebenaran. Diantara caranya yaitu, iblis berusaha dengan sekuat tenaga
untuk menggoda manusia agar aurat mereka terbuka. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman,
وَيَا آدَمُ اسْكُنْ أَنتَ
وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلاَ مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلاَ تَقْرَبَا هَـذِهِ
الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
(Dan
Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di
surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai,
dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua
termasuk orang-orang yang zalim." (Qs. Al-A’raaf : 19)
Akan
tetapi Iblis la’natullah berusaha menggoda Adam ‘alaihis salam
dan istrinya supaya Adam memakan buah tersebut. Yang hasilnya adalah aurat mereka
pun terbuka. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
فَوَسْوَسَ لَهُمَا
الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِن سَوْءَاتِهِمَا
وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَـذِهِ الشَّجَرَةِ إِلاَّ أَن تَكُونَا
مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ
Maka
syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada
keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan
kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak
menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)." (Qs. Al-A’raaf : 20)
Itulah
salah satu tipu daya iblis la’natullah untuk menjerumuskan manusia dari
dulu kala, yaitu bapaknya anak manusia. Bahkan sampai detik ini pun, Iblis terus
berusaha agar anak Adam membuka auratnya. Kenapa demikian? Karena kita
sadari betul, betapa besar akibat buruk dari membuka aurat, terutama
dari kalangan wanita. Maka dari itulah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam mengabarkan bahwasanya kehancuran orang-orang ahlul kitab
yaitu Yahudi, tidak lain karena fitnah wanita. Rasulullah shalallaahu
‘alaihi wasallam bersabda,
فَاتَّقُوا الدُّنيَا
وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَائِيْلَ كَانَتْ فِي
النِّسَاءِ
“Berhati-hatilah
terhadap dunia dan berhati-hatilah pada kaum wanita, karena sesungguhnya
fitnah pertama yang menimpa Bani Israil adalah karena wanita.”
Oleh
karena itu saudariku, orang-orang Yahudi yang telah rusak moralnya dengan sebab
wanita, mereka akan terus berupaya mengeluarkan para wanita dalam keadaan
memperlihatkan kecantikan dan aurat mereka, dengan Miss Universalnya atau
yang lainnya. Yang ternyata ini pun di ikuti oleh para muslima, sehingga
menimbulkan kerusakan akhlak, moralitas, memperburuk citra islam, dan
sedikitnya rasa malu dari wanita tersebut. Semua ini juga tidak lain agar
tersebar syahwat dan berakibat dapat menghancurkan para pemuda muslim.
Sehingga pada waktu itu, banyak pemuda kaum muslimin yang kemudian lupa kepada
Allah, lupa kepada kehidupan akhirat, bahkan lupa untuk memperjuangkan
agamanya.
Banyaknya
pakaian-pakaian yang mempertontonkan aurat, dianggap sebagai sesuatu
yang modern. Kita lihat di media televisi maupun media yang lainnya, banyak
acara yang memajang aurat-aurat. Mereka menganggap bahwa inilah
masyarakat modern. Bahwa inilah kemajuan. Bahkan mereka menganggap bahwasanya
jilbab dan menutup aurat itu adalah suatu kemunduran.
Oleh
karena itu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pun telah
mengabarkan tentang apa yang akan terjadi pada akhir zaman. Bahwasanya akan
muncul wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang. Beliau shalallahu
‘alaihi wasallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ
النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ
يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ
رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ
وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada
dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum
yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para
wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka
seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan
tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan
sekian.”
Imam
An-Nawawi dalam Syarh Muslim ketika menjelaskan hadits di atas
mengatakan bahwa ada beberapa makna كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ,
Makna
pertama : wanita yang mendapatkan nikmat
Allah, namun enggan bersyukur kepada-Nya.
Makna
kedua : wanita yang mengenakan pakaian,
namun kosong dari amalan kebaikan dan tidak mau mengutamakan akhiratnya serta
enggan melakukan ketaatan kepada Allah.
Makna
ketiga : wanita yang menyingkap sebagian
anggota tubuhnya, dan sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang
dimaksud denga wanita yang berpakaian tetapi telanjang.
Makna
keempat : wanita yang memakai pakaian tipis
sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun
sebenarnya telanjang.
Hal
yang sama juga dikatakan oleh Ibnul Jauziy. Beliau mengatakan bahwa makna كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ ada tiga :
Pertama: wanita yang memakai pakaian tipis,
sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita seperti ini memang memakai
jilbab, namun sebenarnya dia telanjang.
Kedua: wanita yang membuka sebagian
anggota tubuhnya (yang wajib ditutup). Wanita ini sebenarnya telanjang.
Kesimpulannya
adalah كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ dapat kita maknakan: wanita yang
memakai pakaian tipis sehingga tampaklah tubuh yang ada di dalam pakaian
tersebut dan wanita yang membuka sebagian aurat yang wajib dia tutup. Dan juga
para wanita yang menutup auratnya, tapi dengan pakaian yang ketat, sehingga
tampaklah lekuk tubuhnya. Wal iyyadzubillaah…
Hadits
diatas juga merupakan tanda mukjizat kenabian. Lihatlah dan buktikan!
Bahwasanya kedua golongan ini sudah ada di zaman kita sekarang. Hadits ini
sangat mencela dua golongan tersebut. Kerusakan seperti ini tidak muncul di
zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena sucinya zaman beliau,
namun kerusakan ini baru terjadi setelah masa beliau hidup.
Dan
sekarang kita lihat fenomena yang menyedihkan ini. Dimana wanita sangat bangga
memperlihatkan aurat-aurat mereka. Meraka tidak perduli dan
mereka pun tidak malu. Mereka tidak malu kepada Allah dan mereka tidak malu
kepada manusia. Bahkan rasa malu itu pun akhirnya telah dicabut oleh Allah subhanahu
wa ta’ala. Padahal wanita seharusnya lebih pemalu ketimbang lelaki. Namun
kita dapati sekarang, bahwa wanita lebih berani dan agresif ketimbang
lelaki, maka dampaknya mereka berbuat “semau gue”. Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam bersabda,
إِذَا لَمْ تَسْتَحِ
فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
Sebagian
ulama menafsirkan hadirts diatas, bahwa perintah Rasulullah tersebut, perintah
yang sifatnya adalah penghinaan, bukan perintah agar di lakukan. Artinya bahwa
orang yang tidak punya malu maka dia akan berbuat “semau gue”.
Ini
lah musibah yang besar dan fitnah yang bergelombang yang datang dan menerpa
kita dengan munculnya wanita-wanita yang enggan menutup auratnya. Wanita yang
berpakaian tapi telanjang, bahkan berbangga, sehingga akhirnya memfitnah para
pemuda dalam meniti jalan Allah subhanahu wa ta’ala.
Saudariku
muslimah…
Ketahuilah,
setiap muslim yang ada didalam hatinya keimanan dan kecemburuan terhadap
agamanya, ia tidak akan ridha dengan keadaan seperti ini. Maka ia pun berusaha
dan berfikir, bagaimana caranya agar anaknya, tetangganya, saudaranya dapat
menutup aurat. Hal ini agar mereka di ridhai oleh Allah dan terhindar
dari adzab Allah. Karena apabila wanita telah memperlihatkan auratnya,
maka para pemuda pun mengikuti syahwatnya, kemudian akhirnya tersebarlah
zina. Dan dengan zina itulah kemudian tersebar bencana. Berbagai macam bencana
dan malapetaka terus datang akibat perbuatan-perbuatan buruk dan keji, salah
satunya adalah perbuatan tidak menutup aurat.
Saudariku
muslimah…
Dimanakah
lagi keimanan? Dimanakah lagi kecemburuan? Dimanakah lagi marah karena Allah
dan benci karena Allah? Seakan-akan keimanan itu telah pudar dari hati-hati
para hambaNya. Ataukah kehidupan dunia telah menghiasi dan mendominasi mereka?
Sehingga ia lupa kepada Allah rabbul ‘alamin. Ingatlah kisah nabi Adam ‘alaihis
salam ketika Allah usir dari surga dan Allah turunkan dari surga karena
memakan buah yang dilarang untuk di makan. Maka akibatnya terbuka aurat mereka.
Dan
kita lihat fenomena yang ada sekarang. Banyak hamba-hamba yang tidak lagi
perduli terhadap anaknya yang mempertontonkan aurat mereka. Banyak
hamba-hamba yang tidak perduli lagi terhadap istrinya yang memperlihatkan aurat
mereka. Tidakkah mereka tahu dan sadar? Bahwasanya seorang suami yang
tidak mempunyai rasa kecemburuan, ia termasuk dayyuts.
Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Dari
Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma bahwa Rasululah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Ada tiga golongan manusia yang tidak akan dilihat oleh
Allah (dengan pandangan kasih sayang) pada hari kiamat nanti, yaitu: orang yang
durhaka kepada kedua orang tuanya, perempuan yang menyerupai laki-laki, dan ad-dayyuts,
yaitu kepala rumah tangga membiarkan kemungkaran dalam rumah tangganya.”
Ketahuilah
dan sadarilah! Sesungguhnya wanita adalah parameter baiknya suatu bangsa.
Baiknya wanita adalah tanda kebaikan suatu bangsa. Dan hancurnya wanita adalah
merupakan kehancuran suatu bangsa. Maka apabila wanita itu mempertontonkan auratnya
dan apabila wanita itu sudah dicabut rasa malunya, pertanda bangsa itu akan
hancur dan binasa. Kenapa? Karena di rahim wanitalah anak bangsa dikandung.
Kemudian dari payudaranya lah mengalir makanan untuk menyambung hidup anak
tersebut. Dengan kasih sayangnya lah mereka mulai hari-harinya. Wanitalah guru
pertama dan utama bagi mereka. Maka apa jadinya kalau mereka hidup dibawah
asuhan dan pendidikan wanita yang tidak punya rasa malu, dan senantiasa mempertontonkan
auratnya kepada orang-orang yang bukan mahramnya, tentu saja mereka
tidak akan jauh dari induknya. Padahal seluruh anak adam yang lahir ke dunia
adalah suci. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ
عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ
يُمَجِّسَانِهِ
“Setiap
anak yang dilahirkan, dilahirkan di atas fitrah (islam). Kedua ibu bapaknyalah
yang menjadikan dia sebagai Yahudi atau Nashrani atau Majusi.”
Saudariku Muslimah...
Marilah
kita mencontoh para shahabiyah. Betapa ketundukan mereka kepada Allah yang
sangat luar biasa. Ketika Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan ayat
hijab, dan ketika Allah subhanahu wa ta’ala mewajibkan jilbab, mereka
segera mengambil tirai atau gorden-gorden rumahnya untuk menutup aurat nya.
Mereka tidak pernah berkata “panas”. Mereka pun tidak pernah berkata “bagaimana
dan mengapa?.” Segera mereka berkata sami’na wa atha’na, kami
mendengar dan kami ta’at.
Dari
Shofiyah binti Syaibah berkata: “Ketika kami bersama Aisyah radhiyallahu
anha, beliau berkata: “Saya teringat akan wanita-wanita Quraisy dan keutamaan
mereka.” Aisyah berkata: “Sesungguhnya wanita-wanita Quraisy memiliki
keutamaan, dan demi Allah, saya tidak melihat wanita yang lebih percaya kepada
kitab Allah dan lebih meyakini ayat-ayat-Nya melebihi wanita-wanita Anshor.
Ketika turun kepada mereka ayat: “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung
ke dadanya.” (Q.S. An-Nur: 31) Maka para suami segera mendatangi istri-istri
mereka dan membacakan apa yang diturunkan Allah kepada mereka. Mereka
membacakan ayat itu kepada istri, anak wanita, saudara wanita dan kaum
kerabatnya. Dan tidak seorangpun di antara wanita itu kecuali segera berdiri
mengambil kain gorden (tirai) dan menutupi kepala dan wajahnya, karena percaya
dan iman kepada apa yang diturunkan Allah dalam kitab-Nya. Sehingga mereka (berjalan)
di belakang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dengan kain penutup
seakan-akan di atas kepalanya terdapat burung gagak.”
Allah
subhanahu wa ta’ala juga berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل
لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن
جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ
غَفُوراً رَّحِيم
“Hai
Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri
orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak diganggu. Dan, Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab : 59)
Ibnu
Katsir menafsirkan ayat ini dengan berkata: “Allah Ta’ala menyuruh
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam agar dia menyuruh wanita-wanita mukmin ,
istri-istri ,dan anak-anak perempuan beliau agar mengulurkan jilbab keseluruh
tubuh mereka. Sebab cara berpakaian yang demikian membedakan mereka dari kaum
wanita jahiliah dan budak-budak perempuan.”
Tatkala
ayat di atas turun, para wanita Anshar pun bila keluar rumah seakan-akan di
atas kepala mereka terdapat burung-burung gagak karena pakaian (jilbab hitam)
yang mereka kenakan.
Sekarang
ini, sedikit sekali orang-orang yang perduli terhadap agamanya? Apakah kita ridha
wanita-wanita muslimah dicabik-cabik kehormatannya, dan dijadikan alat
pemuas nafsu para lelaki hidung belang serta menjadi mainan orang-orang Yahudi
dan Nasrani. Bahkan menjadi boneka-boneka orang-orang Yahudi dan Nasrani untuk
menghancurkan Islam dan kaum muslimin. Tidak!!!
Dan
apakah kita tidak takut dengan ancaman Allah yang telah diwahyukan kepada Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam dimana Rasulullah bersabda,
"Artinya : Sesungguhnya bila manusia telah melihat
kemungkaran lantas tidak mengingkarinya, maka telah dekatklah Allah meratakan
adzabNya terhadap mereka."
Na’udzubillaahi mindzalik…
Kita
kaum muslimin harus mempunyai rasa kecemburuan dalam masalah ini. Kita memohon
kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar menampakkan kepada kita yang benar
itu benar dan memberi taufik kepada kita untuk mengikutinya. Dan menunjukkan
yang salah itu salah, lalu member taufik kepada kita untuk menjauhinya. Serta
memberi hidayah kepada kita sirathal mustaqim. Kita pun juga harus
terus-menerus memohon kepada Allah agar Allah subhanahu wa ta’ala
memberikan hidayah kepada para wanita muslimat. Agar mereka menutup auratnya,
agar mereka kembali kepada Allah dan agar mereka bertaqwa kepada Allah. Karena
hanya kepadaNya lah kita semua akan kembali. Akhir kalam…
(Syi'ar Time) Ibumu… Kemudian Ibumu… Kemudian Ibumu…
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Ibumu…
Kemudian Ibumu… Kemudian Ibumu…
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَوَصَّيْنَا
الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَاناً حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً وَوَضَعَتْهُ
كُرْهاً وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْراً حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ
وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ
الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً
تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ
الْمُسْلِمِينَ
“Kami perintahkan kepada
manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya
dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya
sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa
dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku
untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada
ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai.
berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.
Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri.” (Qs. Al-Ahqaaf :
15)
Ayat diatas menjelaskan akan hak
ibu terhadap anaknya. Ketahuilah, bahwasanya ukuran terendah mengandung sampai
melahirkan adalah 6 bulan (pada umumnya adalah 9 bulan 10 hari), ditambah 2
tahun menyusui anak, jadi 30 bulan. Sehingga tidak bertentangan dengan surat
Luqman ayat 14 (Lihat Tafsiir ibni Katsir VII/280)
وَوَصَّيْنَا
الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ
فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan Kami perintahkan kepada
manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun .
Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)
Dalam ayat ini disebutkan bahwa
ibu mengalami tiga macam kepayahan, yang pertama adalah hamil, kemudian
melahirkan dan selanjutnya menyusui. Karena itu kebaikan kepada ibu tiga kali
lebih besar daripada kepada ayah. Sebagaimana dikemukakan dalam sebuah hadits,
عَنْ أَبِيْ
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ
بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ
ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu
‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus
berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’
Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu
‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian
siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali,
‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian
ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
Imam Al-Qurthubi menjelaskan, “Hadits
tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu,
harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi
shalallaahu ‘alaihi wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara
kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa
menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalammenghadapi masa hamil,
kesulitan ketikamelahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak,
hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki
oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya. (Lihat Tafsir
Al-Qurthubi X : 239. al-Qadhi Iyadh menyatakan bahwa ibu memiliki
keutamaan yang lebih besar dibandingkan ayah)
Begitu pula dengan Imam
Adz-Dzahabi rahimahullaah, beliauberkata dalam kitabnya Al-Kabaair,
Ibumu telah mengandungmu di
dalam perutnya selama sembilan bulan, seolah-olah sembilan tahun.
Dia bersusah payah ketika
melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya.
Dia telah menyusuimu dari
putingnya, dan ia hilangkan rasa kantuknya karena menjagamu.
Dia cuci kotoranmu dengan
tangan kirinya, dia lebih utamakan dirimu dari padadirinya serta makanannya.
Dia jadikan pangkuannya
sebagai ayunan bagimu.
Dia telah memberikanmu semua
kebaikan dan apabila kamu sakit atau mengeluh tampak darinya kesusahan yang luar
biasa dan panjang sekali kesedihannya dan dia keluarkan harta untuk membayar
dokter yang mengobatimu.
Seandainya dipilih antara
hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta supaya kamu hidup dengan
suaranya yang paling keras.
Betapa banyak kebaikan ibu,
sedangkan engkau balas dengan akhlak yang tidak baik.
Dia selalu mendo’akanmu
dengan taufik, baik secara sembunyi maupun terang-terangan.
Tatkala ibumu membutuhkanmu
di saat dia sudah tua renta, engkau jadikan dia sebagai barang yang tidak
berharga di sisimu.
Engkau kenyang dalam keadaan
dia lapar.
Engkau puas minum dalam
keadaan dia kehausan.
Engkau mendahulukan berbuat
baik kepada istri dan anakmu dari pada ibumu.
Engkau lupakan semua
kebaikan yang pernah dia perbuat.
Berat rasanya atasmu
memeliharanya padahal itu adalah urusan yang mudah.
Engkau kira ibumu ada di
sisimu umurnya panjang padahal umurnya pendek.
Engkau tinggalkan padahal
dia tidak punya penolong selainmu.
Padahal Allah telah
melarangmu berkata ‘ah’ dan Allah telah mencelamu dengan celaan yang lembut.
Engkau akan disiksa di dunia
dengan durhakanya anak-anakmu kepadamu.
Allah akan membalas di
akhirat dengan dijauhkan dari Allah Rabbul ‘aalamin.
(Akan dikatakan kepadanya),
ذَلِكَ بِمَا
قَدَّمَتْ يَدَاكَ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ
“Yang demikian itu, adalah
disebabkan perbuatan yang dikerjakan oleh kedua tangan kamu dahulu dan
sesungguhnya Allah sekali-kali bukanlah penganiaya hamba-hamba-Nya”. (QS. Al-Hajj : 10)
(Al-Kabaair hal. 53-54,
Maktabatush Shoffa, Dar Albaian)
Demikianlah dijelaskan oleh Imam
Adz-Dzahabi tentang besarnya jasa seorang ibu terhadap anak dan menjelaskan bahwa jasa orang
tua kepada anak tidak bisa dihitung.
Yah, kita mungkin tidak punya
kapasitas untuk menghitung satu demi satu hak-hak yang dimiliki seorang ibu.
Islam hanya menekankan kepada kita untuk sedapat mungkin menghormati,
memuliakan dan menyucikan kedudukan sang ibu dengan melakukan hal-hal terbaik
yang dapat kita lakukan, demi kebahagiannya.
Contoh manusia terbaik
yang berbakti kepada Ibunya
Dari Abi Burdah, ia melihat Ibnu
‘Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf di sekitar Ka’bah sambil
menggendong ibunya di punggungnya. Orang yaman itu bersenandung,
إِنِّي لَهَا
بَعِيْرُهَا الْمُـذِلَّلُ – إِنْ أُذْعِرْتُ رِكَابُهَا لَمْ أُذْعَرُ
Sesungguhnya
diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh.
Apabila
tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari.
Orang itu lalu bertanya kepada
Ibn Umar, “Wahai Ibnu Umar, apakah aku telah membalas budi kepadanya?” Ibnu
Umar menjawab, “Engkau belum membalas budinya, walaupun setarik napas yang
ia keluarkan ketika melahirkan.” (Adabul Mufrad no. 11;
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dalam sebuah riwayat
diterangkan:
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu
‘anhuma bahwasanya seseorang mendatanginya lalu berkata: bahwasanya aku
meminang wanita, tapi ia enggan menikah denganku. Dan ia dipinang orang lain
lalu ia menerimanya. Maka aku cemburu kepadanya lantas aku membunuhnya. Apakah
aku masih bisa bertaubat? Ibnu Abbas berkata: apakah ibumu masih hidup? Ia
menjawab: tidak. Ibnu Abbas berkata: bertaubatlah kepada Allah ‘Azza wa Jalla
dan dekatkanlah dirimu kepadaNya sebisamu. Atho’ bin Yasar berkata: maka aku
pergi menanyakan kepada Ibnu Abbas kenapa engkau tanyakan tentang kehidupan
ibunya? Maka beliau berkata: ‘Aku tidak mengetahui amalan yang paling
mendekatkan diri kepada Allah ta’ala selain berbakti kepada ibu’. (Hadits
ini dikeluarkan juga oleh Al Baihaqy di Syu’abul Iman (7313), dan
Syaikh Al Albany menshahihkannya, lihat As Shohihah (2799))
Pada hadits di atas dijelaskan
bahwasanya berbuat baik kepada ibu adalah ibadah yang sangat agung, bahkan
dengan berbakti kepada ibu diharapkan bisa membantu taubat seseorang diterima
Allah ta’ala. Seperti dalam riwayat di atas, seseorang yang melakukan
dosa sangat besar yaitu membunuh, ketika ia bertanya kepada Ibnu Abbas, apakah
ia masih bisa bertaubat, Ibnu Abbas malah balik bertanya apakah ia mempunyai
seorang ibu, karena menurut beliau berbakti atau berbuat baik kepada ibu adalah
amalan paling dicintai Allah sebagaimana sebagaimana membunuh adalah termasuk
dosa yang dibenci Allah.
Berbuat baik kepada ibu adalah
amal sholeh yang sangat bermanfa’at untuk menghapuskan dosa-dosa. Ini artinya,
berbakti kepada ibu merupakan jalan untuk masuk surga.
Jangan Mendurhakai Ibu
Dalam sebuah hadits Rasulullah shalallaahu
‘alaihi wasallam bersabda,
عن المغيرة بن شعبة
قال : قال النبي صلى الله عليه و سلم : إن الله حرم عليكم عقوق الأمهات ووأد
البنات ومنع وهات . وكره لكم قيل وقال وكثرة السؤال وإضاعة المال
“Sesungguhnya Allah Ta’ala
mengharamkan kalian berbuat durhaka kepada ibu-ibu kalian, mengubur anak
perempuan hidup-hidup, menolak kewajiban dan menuntut sesuatu yang bukan
menjadi haknya. Allah juga membenci jika kalian menyerbarkan kabar burung
(desas-desus), banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta.” (Hadits shahih,
riwayat Bukhari, no. 1407; Muslim, no. 593, Al-Maktabah Asy-Syamilah)
Ibnu Hajar memberi penjelasan
sebagai berikut, “Dalam hadits ini disebutkan ’sikap durhaka’ terhadap ibu,
karena perbuatan itu lebih mudah dilakukan terhadap seorang ibu. Sebab,ibu
adalah wanita yang lemah. Selain itu, hadits ini juga memberi penekanan, bahwa
berbuat baik kepada itu harus lebih didahulukan daripada berbuat baik kepada seorang
ayah, baik itu melalui tutur kata yang lembut, atau limpahan cinta kasih yang
mendalam.” (Lihat Fathul Baari V : 68)
Sementara, Imam Nawawi
menjelaskan, “Di sini, disebutkan kata ‘durhaka’ terhadap ibu, karena
kemuliaan ibu yang melebihi kemuliaan seorang ayah.” (Lihat Syarah
Muslim XII : 11)
Buatlah Ibu Tertawa
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : جئْتُ أبَايِعُكَ عَلَى
الْهِجْرَةِ، وَتَرَكْتُ أَبَوَيَّ يَبْكِيَانِ، فَقَالَ : ((اِرْخِعْ
عَلَيْهِمَا؛ فَأَضْحِكْهُمَا كَمَا أَبْكَيْتَهُمَا
“Seseorang datang kepada
Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Aku akan berbai’at
kepadamu untuk berhijrah, dan aku tinggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan
menangis.” Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kembalilah
kepada kedua orang tuamu dan buatlah
keduanya tertawa sebagaimana engkau
telah membuat keduanya menangis.” (Shahih : HR.
Abu Dawud (no. 2528), An-Nasa-i (VII/143), Al-Baihaqi (IX/26), dan Al-Hakim
(IV/152))
Jangan Membuat Ibu Marah
عَنْ عَبْدِ اللهِ
بْنِ عُمَرَ قَالَ : رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَاالْوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي
سَخَطِ الْوَلَدِ
“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar,
ia berkata, “Ridha Allah tergantung ridha orang tua dan murka Allah tergantung murka orang tua.“ (Adabul Mufrod no. 2. Syaikh
Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan jika sampai pada sahabat, namun
shahih jika sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam)
Kandungan hadits diatas ialah
kewajiban mencari keridhaan kedua orang tua sekaligus terkandung larangan
melakukan segala sesuatu yang dapat memancing kemurkaan mereka.
Seandainya ada seorang anak yang
durhaka kepada ibunya, kemudian ibunya tersebut mendo’akan kejelekan, maka do’a
ibu tersebut akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana
dalam hadits yang shahih Nabi Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ
مُسْتَجَابَاتٌ، لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ: دَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ،
وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ
“Ada tiga do’a yang
dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tidak diragukan tentang do’a
ini: (1) do’a kedua orang tua terhadap
anaknya, (2) do’a musafir-orang yang
sedang dalam perjalanan-, (3) do’a orang yang dizhalimin.” (Hasan : HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad (no. 32, 481/Shahiih
Al-Adabil Mufrad (no. 24, 372))
Jika seorang ibu meridhai
anaknya, dan do’anya mengiringi setiap langkah anaknya, niscaya rahmat, taufik
dan pertolongan Allah akan senantiasa menyertainya. Sebaliknya, jika hati
seorang ibu terluka, lalu ia mengadu kepada Allah, mengutuk anaknya. Cepat atau
lambat, si anak pasti akan terkena do’a ibunya. Wal iyyadzubillaah..
Saudariku…jangan sampai terucap
dari lisan ibumu do’a melainkan kebaikan dan keridhaan untukmu. Karena Allah
mendengarkan do’a seorang ibu dan mengabulkannya. Dan dekatkanlah diri kita
pada sang ibu, berbaktilah, selagi masih ada waktu…
Chord Yaa Hanaanaa
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Ya hanana يَا هَنَانَا
Em - D Em
ظَهَرَ الدِّينُ المُؤَيَّد بِظُهُورِالنَّبِى اَحمَد
dzoharoddiinul muayyad bidzhuhuurin nabi ahmad
Telah muncul agama yang didukung, dengan munculnya sang Nabi Ahmad
D Em D Em ~ Bm *strum once*
يَا هَنَانَــــــــا بِمُحَمَّد ذَلِكَ الفَضلُ مِنَ الله
ya hana na bimuhammad dzalikal fadhlu minallah
Betapa beruntungnya kami dengan Muhammad (Saw), itulah anugerah daripada Allah SWT
Em Em Bm Em
يَا هَنَانَا
ya hana na
Betapa Beruntungnya Kami
Em - D Em
خُصَّ بِالسَّبعِ المَثَانِى وَحَوى لُطفَ المَعَأنِى
khusho bissab’il matsani wa hawa luthfal ma’ani
Diistimewakan dengan as-Sab’ul Matsany (al-Fatihah), penghimpun rahsia bagi setiap makna
Em - D Em ~ Bm *strum once*
مَالَهُ فِى الخَلقِ ثَانِى وَعَلَيهِ اَنزَلَ الله
ma lahu fil kholqi tsani wa a’laihi anzalallah
Tidak ada yang senilai dengannya, dan Allah mewahyukan kepadanya (Muhammad SAW)
Em Em Bm Em
يَا هَنَانَا
ya hana na
Betapa Beruntungnya Kami
Em - D Em
مِن مَكَّةٍ لَمَّا ظَهَر لِاَجلِهِ انشَقَ القَمَر
min makkatillamma dzohar liajlihin syaqqal qomar
Ketika di Makkah bulan tampak terbelah deminya (Muhammad SAW),
Em - D Em ~ Bm *strum once*
وَافتخَرَت الُ مُضَر بِهِ عَلى كُلِّ الاَنَام
waf takhorot aalu mudhor bihi ala kullil anam
lalu kabilah Mudhar (kabilah Muhammad SAW) dibanggakan oleh seluruh manusia
Em Em Bm Em
يَاهَانَانَأ
ya hana na
Betapa beruntungnya kami
Em - D Em
اَطيَبُ النَّاسِ خَلقًا وَاَجَلُّ النَّاسِ خُلُقُا
athyabunnasi kholqon wa ajallunnasi khuluqon
Beliau adalah manusia yang terbaik ciptaanNya, dan teragung akhlaknya
Em - D Em ~ Bm *strum once*
ذِكرُهُ غَربًا وَشَرقًا سَائِرٌ وَالحَمدُ لِله
dzikruhu ghorbaw wa syarqon saa iruw walhamdu lillah
Semua berzikir ke atasnya samada di barat atau di timur, segala puji hanya bagi Allah SWT
Em Em Bm Em
يَاهَنَانَا
ya hana na
Betapa beruntungnya kami
Em - D Em
صَلُّوا عَلى خَيرِ الاَنَام المُصطَفَى بَدرِالتَّمَام
shollu a’la khoiril anami al musthofa badrittamami
Berselawatlah ke atas sebaik-baik manusia (Muhammad SAW) yang terpilih, sang bulan purnama
Em - D Em ~ Bm *strum once*
صَلُّوا عَلَيهِ وَسَلِّمُوا يَشفَع لَنَأ يَومَ الزِّحَام
shollu a’laihi wasallimu yasyfa’ lana yaumazzihami
Sampaikanlah salam kepadanya, moga diberi syafaat di hari kebangkitan
Em Em Bm Em
يَا هَنَانَا
ya hana na
Betapa beruntungnya kami
ظَهَرَ الدِّينُ المُؤَيَّد بِظُهُورِالنَّبِى اَحمَد
dzoharoddiinul muayyad bidzhuhuurin nabi ahmad
Telah muncul agama yang didukung, dengan munculnya sang Nabi Ahmad
D Em D Em ~ Bm *strum once*
يَا هَنَانَــــــــا بِمُحَمَّد ذَلِكَ الفَضلُ مِنَ الله
ya hana na bimuhammad dzalikal fadhlu minallah
Betapa beruntungnya kami dengan Muhammad (Saw), itulah anugerah daripada Allah SWT
Em Em Bm Em
يَا هَنَانَا
ya hana na
Betapa Beruntungnya Kami
Em - D Em
خُصَّ بِالسَّبعِ المَثَانِى وَحَوى لُطفَ المَعَأنِى
khusho bissab’il matsani wa hawa luthfal ma’ani
Diistimewakan dengan as-Sab’ul Matsany (al-Fatihah), penghimpun rahsia bagi setiap makna
Em - D Em ~ Bm *strum once*
مَالَهُ فِى الخَلقِ ثَانِى وَعَلَيهِ اَنزَلَ الله
ma lahu fil kholqi tsani wa a’laihi anzalallah
Tidak ada yang senilai dengannya, dan Allah mewahyukan kepadanya (Muhammad SAW)
Em Em Bm Em
يَا هَنَانَا
ya hana na
Betapa Beruntungnya Kami
Em - D Em
مِن مَكَّةٍ لَمَّا ظَهَر لِاَجلِهِ انشَقَ القَمَر
min makkatillamma dzohar liajlihin syaqqal qomar
Ketika di Makkah bulan tampak terbelah deminya (Muhammad SAW),
Em - D Em ~ Bm *strum once*
وَافتخَرَت الُ مُضَر بِهِ عَلى كُلِّ الاَنَام
waf takhorot aalu mudhor bihi ala kullil anam
lalu kabilah Mudhar (kabilah Muhammad SAW) dibanggakan oleh seluruh manusia
Em Em Bm Em
يَاهَانَانَأ
ya hana na
Betapa beruntungnya kami
Em - D Em
اَطيَبُ النَّاسِ خَلقًا وَاَجَلُّ النَّاسِ خُلُقُا
athyabunnasi kholqon wa ajallunnasi khuluqon
Beliau adalah manusia yang terbaik ciptaanNya, dan teragung akhlaknya
Em - D Em ~ Bm *strum once*
ذِكرُهُ غَربًا وَشَرقًا سَائِرٌ وَالحَمدُ لِله
dzikruhu ghorbaw wa syarqon saa iruw walhamdu lillah
Semua berzikir ke atasnya samada di barat atau di timur, segala puji hanya bagi Allah SWT
Em Em Bm Em
يَاهَنَانَا
ya hana na
Betapa beruntungnya kami
Em - D Em
صَلُّوا عَلى خَيرِ الاَنَام المُصطَفَى بَدرِالتَّمَام
shollu a’la khoiril anami al musthofa badrittamami
Berselawatlah ke atas sebaik-baik manusia (Muhammad SAW) yang terpilih, sang bulan purnama
Em - D Em ~ Bm *strum once*
صَلُّوا عَلَيهِ وَسَلِّمُوا يَشفَع لَنَأ يَومَ الزِّحَام
shollu a’laihi wasallimu yasyfa’ lana yaumazzihami
Sampaikanlah salam kepadanya, moga diberi syafaat di hari kebangkitan
Em Em Bm Em
يَا هَنَانَا
ya hana na
Betapa beruntungnya kami
Langganan:
Postingan (Atom)